Pages

Blogger templates

Sabtu, 19 Juni 2010

Jalan-Jalan ke Pulau Seribu Pura




Rabu pagi, 12 Mei 2010 SMP Negeri 1 Srengat nampak ramai dengan peserta karya wisata ke Pulau Dewata Bali dengan mengendarai 6 buah bus. Di setiap bus jumlah peserta ±51 dan jumlah pendamping 6. Kami menaiki bus 1 yang dikemudikan oleh Bapak Ali .S. Kami beranggotakan empat anak yaitu, Qorriy, Oky, Vera dan Widyas. Pendamping di bus kami ada enam orang yakni, Pak Solichan, Pak Mahfud, Pak Rofiq, Bu Agung, Bu Isroin, dan Bu Emi Rodiyah. Kami berangkat dari Srengat Blitar menuju Bali. Jarak yang ditempuh ±500 km dengan lama perjalanan ±16 jam. Kami melewati beberapa kota yaitu Blitar-Malang-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi-Gilimanuk-Denpasar-Bali.


Suasana dalam perjalanan kami merasakan senang dan penasaran karena ini adalah pengalaman pertama pergi ke Pulau Bali. Saat di bis, kami merasa mengantuk tetapi kami tidak dapat tidur karena banyak anak yang ramai.
Sepanjang perjalanan kami melewati macam-macam tempat seperti, Water Park Sumber Udel Blitar, Stadion Supyiadi Blitar, Taman Makam Pahlawan Blitar. Di Kabupaten Malang, kami melihat sebuah bendungan yakni bendungan Karang Kates. Sepanjang jalan antara Malang dan Pasuruan kami melihat banyak toko yang bernama “Jaya”. Saat melewati kota Pasuruan ternyata kota tersebut sedikit banjir. Ketika di kota Probolinggo kami melihat banyak taman di sepanjang kota tersebut atau dapat kita sebut taman 1000 taman. Lalu kami melewati pelabuhan Probolinggo. Setelah itu kami melewati Rumah Susun Aneka Warna (Rusunawa) Bestari. Selain itu kami juga melihat tampat pengeringan ikan asin di Jalan Ikan Belanak dan tambak bandeng.


Kami juga melewati PLTU Paiton, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PLTU Paiton ini adalah pemasok listrik terbesar di Pulau Jawa dan Bali. Bahan bakar PLTU ini adalah batubara yang didatangkan langsung dari Kalimantan. PLTU Paiton memiliki tower pusat listrik sebanyak empat buah yang sangat tinggi. Bahkan rencananya masih akan ada proses penambahan satu buah tower lagi. Oleh karena sangat tinggi tower tersebut sampai-sampai disebut astor terbesar di dunia. Pukul 12.30 WIB kami makan siang di rumah makan Besuki, serta sholat Dhuhur dan Ashar. Pada pukul 14.10, setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan. Kami melewati Taman Santri Besuki.


Setelah itu kami juga melewati Situbondo yaitu tempat wisata pantai “Pasir Putih” lalu Baluran. Hutan Baluran merupakan tempat penangkaran banteng jawa yang ada di Pulau Jawa. Luasnya sekitar 28 km. Dengan pohon-pohon yang tinggi dan jalan yang berkelok-kelok menambah keindahan pemandangan di sekitarnya.


Kami menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk pukul 17.30 WIB. Sebelum menaiki kapal veri kami dihimbau oleh pak sopir agar tidak berada dalam bus selama kapal melaju karena rawan kejahatan di dalam bus. Saat kami mulai menaiki kapal veri, kami merasa takut, Karen aini baru pertama kalinya kami bepergian menaiki kapal veri. Pada waktu di kapal veri kami memilih berada di luar ruangan untuk berfoto-foto bersama dengan kelompok lain. Kami juga berfoto dengan Pak Rofiq. Sesaat kemudian hujan turun dengan lebatnya. Kami semua masuk ke dalam ruangan sambil menahan dinginnya udara yang menusuk tulang kami. Akhirnya kami pun sampai di pelabuhan Gilimanuk Bali. Tetapi kami semua kehujanan serta basah kuyup karena hujan belum reda dan bus kami telah meninggalkan kapal veri. Kemudian kami naik ojek untuk menuju ke bis. Ada juga dari kami yang rela berlari-larian untuk kembali ke bus. Akhirnya kami dapat kembali ke bus dengan basah kuyup dan kedinginan. Kamudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke hotel. Selama dalam perjalanan ke hotel kami semua kedinginan. Rasanya lama sekali untuk sampai ke hotel. Kami juga sempat melihat upacara perayaan Hari Galungan di jalan sekitar Bali. Kebetulan malam itu sedang ada upacara perayaan Hari Galungan.


Tiga jam kemudian kami tiba di Hotel Made Bali sekitar jam 23.00 WITA. Sesampainya di hotel kami dibagikan kunci kamar hotel. Kami sekelompok mendapat kunci kamar nomor 105. Kemudian kami sekelompok berjalan menuju ke kamar kami dan berberes-beres. Setelah itu kami mandi dan makan malam kemudian tidur. Tetapi kami tidak dapat tidur karena suara di luar kamar kami begitu ramai. Untuk menghilangkan rasa bosan di kamar karena tidak bisa tidur, kami berjalan-jalan ke kamar anak-anak lain. Ketika kami dimarahi oleh salah satu guru barulah kami masuk kembali kamar dan memaksakan untuk memejamkan mata.


Keesokan paginya kami bangun lalu sholat dan mandi. Kemudian kami sarapan dan menuju ke Art Center. Setiap bus mendapat seorang guide untuk memandu kami. Di bus kami, mendapat seorang guide perempuan. Namanya Mbak Ayu. Mbak Ayu lah yang senantiasa memandu kami. Art Center terletak di desa Sanur, kota Badung, Denpasar, tepatnya berlokasi di Jl. Sanur di Kaki Pulau Bali. Obyek ini memiliki tempat yang sangat strategis dan sejuk. Art Center memiliki luas ± 14 hektar. Tempat ini sangat terawat dan indah.
Di Art Center terdapat beberapa patung-patung, gedung pameran yang berisi tentang pameran lukisan, batik, patung, dan lain-lain. Dan juga terdapat tempat pertunjukan drama yang dipenuhi oleh kursi-kursi yang terbuat dari beton besi yang dapat menampung 6000 orang.


Biasanya setahun sekali diadakan pertunjukan kesenian Bali, tepatnya pada bulan Juli. Pada saaat pembukaan dibuka oleh Presiden. Art Center adalah ide dari Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Pembuatannya pada tahun 1979. Bangunan Art Center ini di ambil dari filsafat Bali yaitu kisah Pemutaran Gunung Mandara Giri di Lautan Susu. Kata Mbak Ayu, kisah Pemutaran Gunung Mandara Giri di Lautan Susu dikisahkan para dewa dan dewi bekerja sama untuk mendapatkan air suci yang mana dengan memutar Gunung Mandaragiri. Yang duduk diatas Gunung Mandaragiri adalah Dewa Shiwa. Tali pengikat yang digunakan untuk mengikat Gunung Mandaragiri adalah naga yang sangat panjang bernama Naga Basuki. Dan yang menyangga dibawah gunung adalah seekor penyu yang sangat besar bernama Akupa. Dengan kerja sama tersebut, maka muncullah satu bangunan yang disebut Arda Chandra yang artinya bulan sabit. Lalu muncullah Dewi Danuantari yang membawa air sucidan seekor kuda terbang yang disimpan di Gunung Taksaka. Terdapat juga bangunan Kesir Anau yang diibaratkan lautan susu.Setelah ke Art Center kemudian kami ke Monumen Bali. Perjalanan dari Art Center ke Monumen Bali selama ± 15 menit. Monument Bali terletak di Jalan Raya Renon, tepatnya di tengah-tengah lapangan Renon. Bangunan Monumen Bali menjulang tinggi seperti genta. Maka dari itu disebut Bajra. Terdapat 3 lantai yang mana pada lantai dua terdapat 33 diorama yang menceritakan sejarah Bali dan di lantai tiga terdapat bangunan suci. Tetapi kami tidak dapat masuk ke dalam bangunan suci karena ditutup sebab masih dalam suasana Hari Galungan.


Sekitar pukul 09.15 WITA kami berangkat ke Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Di sana, kami bermain-main air dan berfoto dengan turis.


Setelah dari Pantai Kuta, kami melanjutkan ke Tanjung Benoa Watersport. Pada saat perjalanan menuju Tanjung Benoa Mbak Ayu memberi tahu kami beberapa bahasa Bali, antar lain:
• Kakak laki-laki bahasa Balinya adalah Bli
• Kakak perempuan bahasa Balinya adalah Mbok
• Ibu bahasa Balinya adalah Meme
• Bapak bahasa Balinya adalah Bape atau Aji
• Nenek bahasa Balinya adalah Dadong
• Kakek bahasa Balinya adalah Pekak
• Makan bahasa Balinya adalah Ngajeng
• Lapar bahasa Balinya adalah Sedok
• Cantik bahasa Balinya adalah Jegeg
• Cantik sekali bahasa Balinya adalah Jegeg mengetek getek kapatujeng
• Selamat datang bahasa Balinya adalah Om swastiastu
• Salam damai bahasa Balinya adalah Om santi santi santi om
• Selamat pagi bahasa Balinya adalah Rahajeng semeng
• Selamat malam bahasa Balinya adalah Rahajeng wengi



Di Tanjung Benoa Watersport terdapat banyak sekali permainan air, seperti Jetski, Parasailing, Banana Boat, Snorkeling, Glassbottom + Turtle Island, Flying Fish, Seawalker, Water Ski, Rolling Donut, Wake Board, dll.


Di sana kami makan siang dahulu lalu naik perahu untuk mengunjungi Pulau Penyu. Di Pulau Penyu kami melihat banyak sekali penyu dan juga hewan-hewan lain seperti ular, iguana, serta bermacam-macam burung. Pada pukul 14.30 WITA kami melanjutkan perjalanan ke GWK (Garuda Wisnu Kencana). GWK ini terletak di bukit Pecathu. Patung ini sangat besar dan terukir dengan indahnya. Namun belum seutuhnya patung ini jadi, patung yang sudah jadi saat sekarang adalah patung Dewa Wisnu dan Kepala Garuda. Jika patung GWK ini sudah seutuhnya jadi, maka patung ini akan menjadi salah satu keajaiban dunia yang dapat mengalahkan patung liberty. Sebenarnya kami ingin menonton tari Kecak, oleh karena sedang hujan dan harus menunggu lama, maka kami semua kembali ke bus dan menuju hotel untuk istirahat.


Setibanya di hotel kami langsung mandi, dan istirahat sambil menonton televisi di kamar. Setelah itu kami semua makan malam. Ada kejadian lucu sewaktu Widyas, Indria, Vera dan Oky sedang sholat Magrib. Waktu itu kami sholat di atas kasur. Setelah wudhu, selama dua kali kami gagal sholat karena tertawa terus menerus. Sholat yang ketiga inilah yang berhasil, tetapi pada roka’at ketiga tiba-tiba Okta Prisma muncul membuka pintu kamar hotel kami dan mengagetkan kami. Seketika kami semua tertawa dan gagal sholat Magrib. Kemudian kami wudhu lagi dan menunaikan sholat lagi. Akhirnya berhasil. Setelah itu kami membereskan berang-barang kami karena besok pagi harus segera cek out dari hotel. Kami tidur lebih awal karena sudah terlalu capek dan mengantuk. Pada malam harinya kami tidur nyenyak sekali.


Sekitar pukul 03.00 WITA kami bangun tidur. Oky dan Vera lah yang pertama kali bangun tidur. Kemudian, satu per satu dari kami bangun. Satu per satu pula kami mandi dan kemudian berberes-beres untuk menjaga agar tak ada barang yang ketinggalan di hotel. Setelah itu kami semua makan pagi bersama-sama.



Kemudian kami menuju ke Karang Kurnia. Karang Kurnia terletak di Jalan Kargo No. 99xx Denpasar yang merupakan pusat oleh-oleh khas bali. Kami semua turun dan membeli oleh-oleh untuk keluarga. Di sana kami diberi waktu 1 jam untuk berbelanja. Waktu itu cukup lama, tetapi karena yang belanja juga banyak akhirnya kami juga sedikit mengulur waktu. Setelah dari Karang Kurnia kami melanjutkan perjalanan ke Agung Barong yang terletak di desa Ceculuk, Sukowati untuk menonton Tari Barong. Di depan pintu masuk kami diberi lembaran yang berisi synopsis cerita Tari Barong tersebut. Sewaktu kami masuk ternyata semua tempat duduk telah penuh terisi oleh orang-orang. Akhirnya kami rela duduk di lantai di bawah tempat duduk penonton. Bahkan acara telah dimulai, jadi kami hanya menonton setengah saja.


Setelah tidak puas menonton kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Waktu yang ditempuh lumayan lama, sekitar 1,5 jam. Guide kami menyuruh kami untuk tidur dengan membacakannya sebuah cerita. Akhirnya kami tidur, tapi tidak dapat tidur, kami memilih melihat pemandangan indah yang kami lalui sepanjang jalan menuju Tanah Lot. Setelah 1,5 jam akhirnya kami sampai di Tanah Lot. Kami segera masuk ke dalam Tanah Lot. Pada waktu itu air laut sedang pasang jadi kami tidak dapat menyeberang ke Pura Tanah Lot. Kami sempat melihat ular suci dengan membayar Rp 1000 untuk mengganti sesaji.Alkisah ular ini berawal dari keris yang ditemukan pada saat pure itu dibuat. Karena yang membuat itu adalah seorang pengembara maka dia tidak bisa tinggal menetap, karena kekuatan keris itu, sangat hebat dan agar tidak disalah gunakan oleh orang jahat, maka keris itu dinungkus dengan kain hitam putih dan dengan kekuatan pengembara itu membuat keris jadi ular suci. Banyak orang berkata bahwa ular suci tersebut dapat mengabulkan permintaan kita apabila kita menyentuhnya. Tapi entahlah, kami tidak percaya. Itu hanya kepercayaan orang Bali saja. Bagi kami itu sama artinya tidak mengakui adanya Tuhan dan meyakini bahwa ada kekuatan lain selain kekuatan Tuhan. Itu namanya musrik.


Setelah itu kami makan siang di Agung Bali Tanah Lot. Setelah makan siang kami kembali ke bus dan sholat terlebih dahulu. Setelah itu kami mengunjungi Joger II. Sebagian berbelanja kaos dan sebagian hanya berjalan-jalan saja di sana. Itu karena harganya terlalu mahal jika dibandingkan dengan pusat perbelanjaan Karang Kurnia.


Sekitar pukul 15.30 kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami semua memilih istirahat saja karena sudah terlalu capek berjalan-jalan selama dua hari. Pukul 18.00 kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk Bali untuk menyebrang ke Pulau Jawa. Akhirnya kami sampai juga di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Lalu kami singgah sebentar untuk makan malam dan sholat Isya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami. Suasana dalam perjalanan pulang menyenangkan, capek dan dingin sekali. Banyak dari kami yang tertidur karena terlalu capek berkeliling. Perasaan kami sangat senang karena ini adalah perjalanan pertama kami ke Pulau Bali. Sekitar pukul 05.00 WIB kami singgah sebentar di Masjid untuk sholat Subuh. Sekitar pukul 06.00 WIB bus satu sampai di sekolah. Kemudian masing-masing kembali ke rumah.

Traveling to The Thousand Temples Island




Hello! I want to tell you my first experience in Bali. This is it.

Last week, grade eight students of Junior High School 1 Srengat went to Bali Island. I went there at 06.00 by the first bus. I was so happy, but I couldn’t sleep because my friend was very noisy. We had lunch in Besuki, East Java at 12.30, then we continued the journey again. After some time we saw Paiton PLTU with its high towers. At 16.30 we went to Ketapang harbour to cross into Gilimanuk harbour. But it was rainy there. Finally, we went to the bus with wet clothes. At 22.00 we went to Made Bali hotel. Then, we took a bath, had dinner, and took a rest.

Next day I got up at 03.30. Then, I had a dawn prayer. After that I took a bath and prepared to Art Center. Before we went to Art Center, we had breakfast. Art Center was a place to conserve the culture in Bali. There we saw a building named Arda Candra. At 07.40 we went to Bali Monument or Balinese People Fight Monument. It was located at Renon high street, exactly in the middle of Renon court. At 08.12 we continued to Kuta beach. In Kuta Beach I and my friend played sea water and took a photograph with tourist. At 11.00 we went to Tanjung Benoa Watersport to have lunch together. After we had lunch we went to Penyu Island to see many turtle there. At 13.00 we went to GWK. At GWK we took a photograph, but we couldn’t see the Kecak dance because it was too long to wait it. Finally, we went to the hotel to take a rest.

Next day, we checked out hotel and went to Karang Kurnia to shop many kinds of clothes. I bought some for my mother, my family and also my self. After that we went to Putra Barong to watch Barong dance. Then we continued to Tanah Lot. The journey to Tanah Lot was rather long, so I was slept on the bus. The scenery in Tanah Lot was very beautiful, but we couldn’t go to its temple because the water was tide. Last, we went to Joger. Joger was an identity of Bali Island. I only bought a T-shirt there, because the price was very expensive. After that we continued the journey to school. On the way I could sleep weel. But, I didn’t go to school, I went to Mrs. Nurwid’s house to prepare the English story telling contest.

I’m very happy, because it is my first experience to Bali. We can learn the culture of Bali and we can learn about kindness of Balinese people.

Sabtu, 19 Juni 2010

Jalan-Jalan ke Pulau Seribu Pura

Diposting oleh Oky Putri di 21.03 3 komentar



Rabu pagi, 12 Mei 2010 SMP Negeri 1 Srengat nampak ramai dengan peserta karya wisata ke Pulau Dewata Bali dengan mengendarai 6 buah bus. Di setiap bus jumlah peserta ±51 dan jumlah pendamping 6. Kami menaiki bus 1 yang dikemudikan oleh Bapak Ali .S. Kami beranggotakan empat anak yaitu, Qorriy, Oky, Vera dan Widyas. Pendamping di bus kami ada enam orang yakni, Pak Solichan, Pak Mahfud, Pak Rofiq, Bu Agung, Bu Isroin, dan Bu Emi Rodiyah. Kami berangkat dari Srengat Blitar menuju Bali. Jarak yang ditempuh ±500 km dengan lama perjalanan ±16 jam. Kami melewati beberapa kota yaitu Blitar-Malang-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi-Gilimanuk-Denpasar-Bali.


Suasana dalam perjalanan kami merasakan senang dan penasaran karena ini adalah pengalaman pertama pergi ke Pulau Bali. Saat di bis, kami merasa mengantuk tetapi kami tidak dapat tidur karena banyak anak yang ramai.
Sepanjang perjalanan kami melewati macam-macam tempat seperti, Water Park Sumber Udel Blitar, Stadion Supyiadi Blitar, Taman Makam Pahlawan Blitar. Di Kabupaten Malang, kami melihat sebuah bendungan yakni bendungan Karang Kates. Sepanjang jalan antara Malang dan Pasuruan kami melihat banyak toko yang bernama “Jaya”. Saat melewati kota Pasuruan ternyata kota tersebut sedikit banjir. Ketika di kota Probolinggo kami melihat banyak taman di sepanjang kota tersebut atau dapat kita sebut taman 1000 taman. Lalu kami melewati pelabuhan Probolinggo. Setelah itu kami melewati Rumah Susun Aneka Warna (Rusunawa) Bestari. Selain itu kami juga melihat tampat pengeringan ikan asin di Jalan Ikan Belanak dan tambak bandeng.


Kami juga melewati PLTU Paiton, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap. PLTU Paiton ini adalah pemasok listrik terbesar di Pulau Jawa dan Bali. Bahan bakar PLTU ini adalah batubara yang didatangkan langsung dari Kalimantan. PLTU Paiton memiliki tower pusat listrik sebanyak empat buah yang sangat tinggi. Bahkan rencananya masih akan ada proses penambahan satu buah tower lagi. Oleh karena sangat tinggi tower tersebut sampai-sampai disebut astor terbesar di dunia. Pukul 12.30 WIB kami makan siang di rumah makan Besuki, serta sholat Dhuhur dan Ashar. Pada pukul 14.10, setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan. Kami melewati Taman Santri Besuki.


Setelah itu kami juga melewati Situbondo yaitu tempat wisata pantai “Pasir Putih” lalu Baluran. Hutan Baluran merupakan tempat penangkaran banteng jawa yang ada di Pulau Jawa. Luasnya sekitar 28 km. Dengan pohon-pohon yang tinggi dan jalan yang berkelok-kelok menambah keindahan pemandangan di sekitarnya.


Kami menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk pukul 17.30 WIB. Sebelum menaiki kapal veri kami dihimbau oleh pak sopir agar tidak berada dalam bus selama kapal melaju karena rawan kejahatan di dalam bus. Saat kami mulai menaiki kapal veri, kami merasa takut, Karen aini baru pertama kalinya kami bepergian menaiki kapal veri. Pada waktu di kapal veri kami memilih berada di luar ruangan untuk berfoto-foto bersama dengan kelompok lain. Kami juga berfoto dengan Pak Rofiq. Sesaat kemudian hujan turun dengan lebatnya. Kami semua masuk ke dalam ruangan sambil menahan dinginnya udara yang menusuk tulang kami. Akhirnya kami pun sampai di pelabuhan Gilimanuk Bali. Tetapi kami semua kehujanan serta basah kuyup karena hujan belum reda dan bus kami telah meninggalkan kapal veri. Kemudian kami naik ojek untuk menuju ke bis. Ada juga dari kami yang rela berlari-larian untuk kembali ke bus. Akhirnya kami dapat kembali ke bus dengan basah kuyup dan kedinginan. Kamudian kami melanjutkan perjalanan menuju ke hotel. Selama dalam perjalanan ke hotel kami semua kedinginan. Rasanya lama sekali untuk sampai ke hotel. Kami juga sempat melihat upacara perayaan Hari Galungan di jalan sekitar Bali. Kebetulan malam itu sedang ada upacara perayaan Hari Galungan.


Tiga jam kemudian kami tiba di Hotel Made Bali sekitar jam 23.00 WITA. Sesampainya di hotel kami dibagikan kunci kamar hotel. Kami sekelompok mendapat kunci kamar nomor 105. Kemudian kami sekelompok berjalan menuju ke kamar kami dan berberes-beres. Setelah itu kami mandi dan makan malam kemudian tidur. Tetapi kami tidak dapat tidur karena suara di luar kamar kami begitu ramai. Untuk menghilangkan rasa bosan di kamar karena tidak bisa tidur, kami berjalan-jalan ke kamar anak-anak lain. Ketika kami dimarahi oleh salah satu guru barulah kami masuk kembali kamar dan memaksakan untuk memejamkan mata.


Keesokan paginya kami bangun lalu sholat dan mandi. Kemudian kami sarapan dan menuju ke Art Center. Setiap bus mendapat seorang guide untuk memandu kami. Di bus kami, mendapat seorang guide perempuan. Namanya Mbak Ayu. Mbak Ayu lah yang senantiasa memandu kami. Art Center terletak di desa Sanur, kota Badung, Denpasar, tepatnya berlokasi di Jl. Sanur di Kaki Pulau Bali. Obyek ini memiliki tempat yang sangat strategis dan sejuk. Art Center memiliki luas ± 14 hektar. Tempat ini sangat terawat dan indah.
Di Art Center terdapat beberapa patung-patung, gedung pameran yang berisi tentang pameran lukisan, batik, patung, dan lain-lain. Dan juga terdapat tempat pertunjukan drama yang dipenuhi oleh kursi-kursi yang terbuat dari beton besi yang dapat menampung 6000 orang.


Biasanya setahun sekali diadakan pertunjukan kesenian Bali, tepatnya pada bulan Juli. Pada saaat pembukaan dibuka oleh Presiden. Art Center adalah ide dari Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Pembuatannya pada tahun 1979. Bangunan Art Center ini di ambil dari filsafat Bali yaitu kisah Pemutaran Gunung Mandara Giri di Lautan Susu. Kata Mbak Ayu, kisah Pemutaran Gunung Mandara Giri di Lautan Susu dikisahkan para dewa dan dewi bekerja sama untuk mendapatkan air suci yang mana dengan memutar Gunung Mandaragiri. Yang duduk diatas Gunung Mandaragiri adalah Dewa Shiwa. Tali pengikat yang digunakan untuk mengikat Gunung Mandaragiri adalah naga yang sangat panjang bernama Naga Basuki. Dan yang menyangga dibawah gunung adalah seekor penyu yang sangat besar bernama Akupa. Dengan kerja sama tersebut, maka muncullah satu bangunan yang disebut Arda Chandra yang artinya bulan sabit. Lalu muncullah Dewi Danuantari yang membawa air sucidan seekor kuda terbang yang disimpan di Gunung Taksaka. Terdapat juga bangunan Kesir Anau yang diibaratkan lautan susu.Setelah ke Art Center kemudian kami ke Monumen Bali. Perjalanan dari Art Center ke Monumen Bali selama ± 15 menit. Monument Bali terletak di Jalan Raya Renon, tepatnya di tengah-tengah lapangan Renon. Bangunan Monumen Bali menjulang tinggi seperti genta. Maka dari itu disebut Bajra. Terdapat 3 lantai yang mana pada lantai dua terdapat 33 diorama yang menceritakan sejarah Bali dan di lantai tiga terdapat bangunan suci. Tetapi kami tidak dapat masuk ke dalam bangunan suci karena ditutup sebab masih dalam suasana Hari Galungan.


Sekitar pukul 09.15 WITA kami berangkat ke Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Di sana, kami bermain-main air dan berfoto dengan turis.


Setelah dari Pantai Kuta, kami melanjutkan ke Tanjung Benoa Watersport. Pada saat perjalanan menuju Tanjung Benoa Mbak Ayu memberi tahu kami beberapa bahasa Bali, antar lain:
• Kakak laki-laki bahasa Balinya adalah Bli
• Kakak perempuan bahasa Balinya adalah Mbok
• Ibu bahasa Balinya adalah Meme
• Bapak bahasa Balinya adalah Bape atau Aji
• Nenek bahasa Balinya adalah Dadong
• Kakek bahasa Balinya adalah Pekak
• Makan bahasa Balinya adalah Ngajeng
• Lapar bahasa Balinya adalah Sedok
• Cantik bahasa Balinya adalah Jegeg
• Cantik sekali bahasa Balinya adalah Jegeg mengetek getek kapatujeng
• Selamat datang bahasa Balinya adalah Om swastiastu
• Salam damai bahasa Balinya adalah Om santi santi santi om
• Selamat pagi bahasa Balinya adalah Rahajeng semeng
• Selamat malam bahasa Balinya adalah Rahajeng wengi



Di Tanjung Benoa Watersport terdapat banyak sekali permainan air, seperti Jetski, Parasailing, Banana Boat, Snorkeling, Glassbottom + Turtle Island, Flying Fish, Seawalker, Water Ski, Rolling Donut, Wake Board, dll.


Di sana kami makan siang dahulu lalu naik perahu untuk mengunjungi Pulau Penyu. Di Pulau Penyu kami melihat banyak sekali penyu dan juga hewan-hewan lain seperti ular, iguana, serta bermacam-macam burung. Pada pukul 14.30 WITA kami melanjutkan perjalanan ke GWK (Garuda Wisnu Kencana). GWK ini terletak di bukit Pecathu. Patung ini sangat besar dan terukir dengan indahnya. Namun belum seutuhnya patung ini jadi, patung yang sudah jadi saat sekarang adalah patung Dewa Wisnu dan Kepala Garuda. Jika patung GWK ini sudah seutuhnya jadi, maka patung ini akan menjadi salah satu keajaiban dunia yang dapat mengalahkan patung liberty. Sebenarnya kami ingin menonton tari Kecak, oleh karena sedang hujan dan harus menunggu lama, maka kami semua kembali ke bus dan menuju hotel untuk istirahat.


Setibanya di hotel kami langsung mandi, dan istirahat sambil menonton televisi di kamar. Setelah itu kami semua makan malam. Ada kejadian lucu sewaktu Widyas, Indria, Vera dan Oky sedang sholat Magrib. Waktu itu kami sholat di atas kasur. Setelah wudhu, selama dua kali kami gagal sholat karena tertawa terus menerus. Sholat yang ketiga inilah yang berhasil, tetapi pada roka’at ketiga tiba-tiba Okta Prisma muncul membuka pintu kamar hotel kami dan mengagetkan kami. Seketika kami semua tertawa dan gagal sholat Magrib. Kemudian kami wudhu lagi dan menunaikan sholat lagi. Akhirnya berhasil. Setelah itu kami membereskan berang-barang kami karena besok pagi harus segera cek out dari hotel. Kami tidur lebih awal karena sudah terlalu capek dan mengantuk. Pada malam harinya kami tidur nyenyak sekali.


Sekitar pukul 03.00 WITA kami bangun tidur. Oky dan Vera lah yang pertama kali bangun tidur. Kemudian, satu per satu dari kami bangun. Satu per satu pula kami mandi dan kemudian berberes-beres untuk menjaga agar tak ada barang yang ketinggalan di hotel. Setelah itu kami semua makan pagi bersama-sama.



Kemudian kami menuju ke Karang Kurnia. Karang Kurnia terletak di Jalan Kargo No. 99xx Denpasar yang merupakan pusat oleh-oleh khas bali. Kami semua turun dan membeli oleh-oleh untuk keluarga. Di sana kami diberi waktu 1 jam untuk berbelanja. Waktu itu cukup lama, tetapi karena yang belanja juga banyak akhirnya kami juga sedikit mengulur waktu. Setelah dari Karang Kurnia kami melanjutkan perjalanan ke Agung Barong yang terletak di desa Ceculuk, Sukowati untuk menonton Tari Barong. Di depan pintu masuk kami diberi lembaran yang berisi synopsis cerita Tari Barong tersebut. Sewaktu kami masuk ternyata semua tempat duduk telah penuh terisi oleh orang-orang. Akhirnya kami rela duduk di lantai di bawah tempat duduk penonton. Bahkan acara telah dimulai, jadi kami hanya menonton setengah saja.


Setelah tidak puas menonton kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Waktu yang ditempuh lumayan lama, sekitar 1,5 jam. Guide kami menyuruh kami untuk tidur dengan membacakannya sebuah cerita. Akhirnya kami tidur, tapi tidak dapat tidur, kami memilih melihat pemandangan indah yang kami lalui sepanjang jalan menuju Tanah Lot. Setelah 1,5 jam akhirnya kami sampai di Tanah Lot. Kami segera masuk ke dalam Tanah Lot. Pada waktu itu air laut sedang pasang jadi kami tidak dapat menyeberang ke Pura Tanah Lot. Kami sempat melihat ular suci dengan membayar Rp 1000 untuk mengganti sesaji.Alkisah ular ini berawal dari keris yang ditemukan pada saat pure itu dibuat. Karena yang membuat itu adalah seorang pengembara maka dia tidak bisa tinggal menetap, karena kekuatan keris itu, sangat hebat dan agar tidak disalah gunakan oleh orang jahat, maka keris itu dinungkus dengan kain hitam putih dan dengan kekuatan pengembara itu membuat keris jadi ular suci. Banyak orang berkata bahwa ular suci tersebut dapat mengabulkan permintaan kita apabila kita menyentuhnya. Tapi entahlah, kami tidak percaya. Itu hanya kepercayaan orang Bali saja. Bagi kami itu sama artinya tidak mengakui adanya Tuhan dan meyakini bahwa ada kekuatan lain selain kekuatan Tuhan. Itu namanya musrik.


Setelah itu kami makan siang di Agung Bali Tanah Lot. Setelah makan siang kami kembali ke bus dan sholat terlebih dahulu. Setelah itu kami mengunjungi Joger II. Sebagian berbelanja kaos dan sebagian hanya berjalan-jalan saja di sana. Itu karena harganya terlalu mahal jika dibandingkan dengan pusat perbelanjaan Karang Kurnia.


Sekitar pukul 15.30 kami melanjutkan perjalanan pulang. Kami semua memilih istirahat saja karena sudah terlalu capek berjalan-jalan selama dua hari. Pukul 18.00 kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk Bali untuk menyebrang ke Pulau Jawa. Akhirnya kami sampai juga di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Lalu kami singgah sebentar untuk makan malam dan sholat Isya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami. Suasana dalam perjalanan pulang menyenangkan, capek dan dingin sekali. Banyak dari kami yang tertidur karena terlalu capek berkeliling. Perasaan kami sangat senang karena ini adalah perjalanan pertama kami ke Pulau Bali. Sekitar pukul 05.00 WIB kami singgah sebentar di Masjid untuk sholat Subuh. Sekitar pukul 06.00 WIB bus satu sampai di sekolah. Kemudian masing-masing kembali ke rumah.

Traveling to The Thousand Temples Island

Diposting oleh Oky Putri di 20.42 0 komentar



Hello! I want to tell you my first experience in Bali. This is it.

Last week, grade eight students of Junior High School 1 Srengat went to Bali Island. I went there at 06.00 by the first bus. I was so happy, but I couldn’t sleep because my friend was very noisy. We had lunch in Besuki, East Java at 12.30, then we continued the journey again. After some time we saw Paiton PLTU with its high towers. At 16.30 we went to Ketapang harbour to cross into Gilimanuk harbour. But it was rainy there. Finally, we went to the bus with wet clothes. At 22.00 we went to Made Bali hotel. Then, we took a bath, had dinner, and took a rest.

Next day I got up at 03.30. Then, I had a dawn prayer. After that I took a bath and prepared to Art Center. Before we went to Art Center, we had breakfast. Art Center was a place to conserve the culture in Bali. There we saw a building named Arda Candra. At 07.40 we went to Bali Monument or Balinese People Fight Monument. It was located at Renon high street, exactly in the middle of Renon court. At 08.12 we continued to Kuta beach. In Kuta Beach I and my friend played sea water and took a photograph with tourist. At 11.00 we went to Tanjung Benoa Watersport to have lunch together. After we had lunch we went to Penyu Island to see many turtle there. At 13.00 we went to GWK. At GWK we took a photograph, but we couldn’t see the Kecak dance because it was too long to wait it. Finally, we went to the hotel to take a rest.

Next day, we checked out hotel and went to Karang Kurnia to shop many kinds of clothes. I bought some for my mother, my family and also my self. After that we went to Putra Barong to watch Barong dance. Then we continued to Tanah Lot. The journey to Tanah Lot was rather long, so I was slept on the bus. The scenery in Tanah Lot was very beautiful, but we couldn’t go to its temple because the water was tide. Last, we went to Joger. Joger was an identity of Bali Island. I only bought a T-shirt there, because the price was very expensive. After that we continued the journey to school. On the way I could sleep weel. But, I didn’t go to school, I went to Mrs. Nurwid’s house to prepare the English story telling contest.

I’m very happy, because it is my first experience to Bali. We can learn the culture of Bali and we can learn about kindness of Balinese people.